LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERPES
DISUSUN OLEH :
VERY NUR HUDA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
GRESIK
LAPORAN PENDAHULUAN
1.
PENGERTIAN
Herpes adalah radang
kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok.
Gelembung-gelembung ini berisi air pada dasar peradangan
2.
ETIOLOGI
Penyakit
Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 adalah penyebab umum
untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. Herpes simpleks-2
biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun belakangan diketahui lagi, bahwa
virus tipe 1 juga dapat menyebabkan infeksi pada kelamin, begitu pula virus
tipe 2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
Herpes
zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster . virus varicella
zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid
tersusun atas 162 sub unit protein–virion yang lengkap dengan diameternya
150–200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat infeksius.
Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic , deterjen,
enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi
3.
TANDA
GEJALA
ü Gejala
prodomal
: Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodomal yang berlangsung selama
1 – 4 hari.
·
Gejala yang mempengaruhi tubuh :
demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea, rash, kemerahan, sensitive, sore
skin ( penekanan kulit), nyeri, (rasa terbakar atau tertusuk), gatal dan
kesemutan.
·
Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung
terus – menerus atau hilang timbul. Nyeri juga bisa terjadi selama erupsi kulit
·
Gejala yang mempengaruhi mata :
Berupa kemerahan, sensitive terhadap cahaya, pembengkakan kelopak mata.
kekeringan mata, pandangan kabur, penurunan sensasi penglihatan dan lain –
lain.
ü Timbul
erupsi kulit
·
Kadang terjadi limfadenopati
regional
·
Erupsi kulit hampir selalu unilateraldan
biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafioleh satu ganglion sensorik.
Erupsi dapat terjadi di seluruh bagian tubuh , yang tersering di daerah
ganglion torakalis.
·
Lesi dimulai dengan macula
eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul – papul dan dalam waktu 12 – 24 jam
lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga berubah menjadi pastul yang
akan mengering menjadi krusta dalam 7 – 10 hari. Krusta dapat bertahan sampai 2
– 3 minggu kemudian mengelupas. Pada saat ini nyeri segmental juga menghilang
·
Lesi baru dapat terus muncul sampai
hari ke – 4 dan kadang – kadang sampai hari ke 7
·
Erupsi kulit yang berat dapat
meninggalkan macula hiperpigmentasi dan
jaringan parut (pitted scar). Pada
lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih sensitive
terhadap nyeri yang dialami.
4.
KLASIFIKASI
Sebagian
besar orang yang terkena penyakit herpes terlambat mengetahui jika dirinya
terinfeksi bahkan tidak sadar dapat menyebarkannya. Penularan penyakit herpes
melalui Infeksi herpes simpleks ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan
langsung dengan daerah tubuh yang terinfeksi. Proses penularan bisa saja
terjadi meski tak ada luka pada penderita penyakit herpes yang terbuka.
Penggolongan penyakit herpes didasarkan atas jenis virus yang menginfeksi yaitu
herpes simpleks dan herpes zoster.
Ø Herpes simpleks terbagi 2 yaitu :
·
Virus
herpes simpleks tipe I (HSV-I) Herpes yang mengenai daerah mulut dan sekitarnya
adalah HSV-I (Herpes Labialis).
·
Herpes
simpleks virus tipe II (HSV-II) Herpes yang menginfeksi kulit didaerah vagina
merupakan HSV-II (Herpes Genitalis) yang penularannya melalui hubungan seksual
yang menimbulkan gatal-gatal dan nyeri di daerah genital, dengan kulit dan
selaput lendir yang menjadi merah.
Ø Herpes zoster disebabkan oleh virus
Varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air. Gejalanya khas,
yaitu timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung, hanya pada
satu sisi, dan meliputi daerah persyarafan tertentu. Gelembung – gelembung ini
terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah timbul infeksi oleh bakteri.
Penyakit ini bukan penyakit kelamin, dan dapat sembuh sempurna Penyakit Herpes
yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 adalah penyebab umum untuk
luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. Herpes simpleks-2 biasanya
menyebabkan herpes kelamin. Namun belakangan diketahui lagi, bahwa virus tipe 1
juga dapat menyebabkan infeksi pada kelamin, begitu pula virus tipe 2 dapat
menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks. Penyakit Herpes genitalis
berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang
perempuan mempunyai herpes kelamin aktif disaat melahirkan maka dianjurkan
melahirkan dengan bedah caesar. Orang dengan herpes simpleks aktif sebaiknya
sangat hati-hati waktu berhubungan seks agar menghindari infeksi HIV. Orang
dengan HIV dan herpes simpleks bersama juga sebaiknya sangat hati-hati waktu
terjangkit herpes aktif. Pada waktu itu, viral load HIV-nya biasanya lebih
tinggi, dan hal ini dapat meningkatkan kemungkinan HIV ditularkan pada orang
lain.
5.
PATOFISOLOGI
Herpes
zoster bermula dari Infeksi primer dari VVZ (virus varisells zoster) ini
pertama kali terjadi di daerah nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi
dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas
dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti masuknya virus ke dalam Reticulo Endothelial
System (RES) yang kemudian mengadakan replikasi kedua yang sifat viremianya
lebih luas dan simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa.
Sebagian virus juga menjalar melalui serat-serat sensoris ke satu atau lebih
ganglion sensoris dan berdiam diri atau laten didalam neuron. Selama antibodi
yang beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten ini
dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun
dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus sehingga terjadi
herpes zoster.
Patofisiologi
herpes simpleks masih belum jelas, ada kemungkinan :
ü Infeksi primer akibat transmisi
virus secara langsung melalui jalur neuronal dari perifer ke otak melalui saraf
Trigeminus atau Offactorius.
ü Reaktivitas infeksi herpes virus
laten dalam otak.
ü Pada neonatus penyebab terbanyak adalah HSV-2
yang merupakan infeksi dari secret genital yang terinfeksi pada saat
persalinan.
6.
POHON
MASALAH
7.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
diagnostik pada Herpes zoster. Tes diagnostik ini untuk membedakan dari
impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :
1.
Tzanck
Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes
zoster dan herpes simplex.
2.
Kultur
dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakan diagnosis
herpes virus
3.
Immunofluororescent : mengidentifikasi
varicella di sel kulit
4.
Pemeriksaan
histopatologik
5.
Pemerikasaan mikroskop electron
6.
Kultur
virus
7.
Identifikasi
anti gen / asam nukleat VVZ (virus varisela zoster)
8.
Deteksi
antibody terhadap infeksi virus
Pemeriksaan
penunjang untuk infeksi HSV (herpes simpleks virus dapat dilakukan secara
virologi maupun serologi, masing-masing contoh pemeriksaan tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Virologi
1. Mikroskop cahaya. Sampel berasal
dari sel-sel di dasar lesi, apusan pada permukaan mukosa, atau dari biopsi,
mungkin ditemukan intranuklear inklusi (Lipschutz inclusion bodies). Sel-sel
yang terinfeksi dapat menunjukkan sel yang membesar menyerupai balon
(ballooning) dan ditemukan fusi. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa
atau Wright, dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear.
2. Pemeriksaan antigen langsung
(imunofluoresensi). Sel-sel dari spesimen dimasukkan dalam aseton yang
dibekukan. Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan cahaya elektron
(90% sensitif, 90% spesifik) tetapi, pemeriksaan ini tidak dapat dicocokkan
dengan kultur virus.
3. PCR, Test reaksi rantai polimer
untuk DNA HSV lebih sensitif dibandingkan kultur viral tradisional
(sensitivitasnya >95 %, dibandingkan dengan kultur yang hanya 75 %). Tetapi
penggunaannya dalam mendiagnosis infeksi HSV belum dilakukan secara reguler,
kemungkinan besar karena biayanya yang mahal. Tes ini biasa digunakan untuk
mendiagnosis ensefalitis HSV karena hasilnya yang lebih cepat dibandingkan
kultur virus.
Kultur
Virus, Kultur virus dari cairan vesikel pada lesi (+) untuk HSV adalah cara
yang paling baik karena paling sensitif dan spesifik dibanding dengan cara-cara
lain. HSV dapat berkembang dalam 2 sampai 3 hari. Jika tes ini (+), hampir 100%
akurat, khususnya jika cairan berasal dari vesikel primer daripada vesikel
rekuren. Pertumbuhan virus dalam sel ditunjukkan dengan terjadinya granulasi
sitoplasmik, degenerasi balon dan sel raksasa berinti banyak. Sejak virus sulit
untuk berkembang, hasil tesnya sering (-). Namun cara ini memiliki kekurangan
karena waktu pemeriksaan yang lama dan biaya yang mahal.
b. Serologi
Pemeriksaan
serologi ini direkomendasikan kepada orang yang mempunyai gejala herpes genital
rekuren tetapi dari hasil kultur virus negatif, sebagai konfirmasi pada
orang-orang yang terinfeksi dengan gejala- gejala herpes genital, menentukan
apakah pasangan seksual dari orang yang terdiagnosis herpes genital juga
terinfeksi dan orang yang mempunyai banyak pasangan sex dan untuk membedakan
dengan jenis infeksi menular sexual lainnya. Sample pada pemeriksaan serologi
ini diambil dari darah atau serum.
8. KOMPLIKASI
Terdapat
beberapa kondisi yang bisa memicu
terjadinya reaktivasi herpes diantaranya adalah stress, kelelahan yang
berlebihan dan menstruasi. Penyakit Herpes pun sangat bervariasi. Bila dalam
keadaan akut bisa menyebabkan perasaan kulit sangat nyeri dan terbakar atau
sebaliknya pasien tidak tahu sama sekali bila dirinya telah terjangkit virus
herpes karena dalam beberap kondisi bersifat silent.
9.
PENATALAKSANAAN MEDIS
·
Pengobatan : Pengobatan topical
ü Pada stadium
vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah
vesikel pecah.
ü Bila vesikel
pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau
kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit.
ü Apabila lesi
berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin / polysporin ) untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x
sehari.
·
Pengobatan sistemik
Drug of
choice- nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi
sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun
dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral,
topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua
pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yang kecil terhadap
postherpetic neuralgia.
ü Antiviral
lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A) dapat diberikan
lewat infus intravena atau salep mata.
ü Kortikosteroid dapat digunakan untuk
menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversi
karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan respon immune.
ü Analgesik
non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin
diberikan untuk menyembuhkan priritus.
· Penderita
dengan keluhan mata : Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang
menunjukan hubungan dengan cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus
ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dengan salaep mata
steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan.
· Neuralgia
Pasca Herpes zoster
ü Bila nyeri
masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat
diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10 – 75 mg/hari).
ü Tindak
lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian
terpenting perawatan.
ü Intervensi
bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak
teratasi.
10. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko
infeksi berhubungan dengan kerusakan fungdi barier kulit
2. Nyeri berhubungan
dengan adanya lesi kulit
3.
Gangguan
integritas kulit b.d vesikel yang mudah pecah
4. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan pruritus dan nyeri dari lesi herpes
5. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan proses perjalanan penyakit
DAFTAR PUSTAKA
http://wwwmelilea.blogspot.com/2009/10/penyebab-penyakit-herpes-dan-gejalanya.html
http://www.bmodtcenter.com/files/Herpes.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN HERPES
A.
Pengkajian
a.
Riwayat :
ü Riwayat
menderita penyakit cacar
ü Riwayat
immunocompromised (HIV/AIDS, leukimia)
ü Riwayat
terapi radiasi
b. Diet
c. Keluhan
utama
ü Nyeri
ü Sensasi
gatal
ü Lesi kulit
ü Kemerahan
ü Fatique
d.
Riwayat psikososial
ü Kondisi
psikologis pasien
ü Kecemasan
ü Respon
pasien terhadap penyakit
e.
Pemeriksaan fisik
ü Tanda vital
ü Tes diagnostic
B.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian,
diagnosa keperawatan utama yang muncul adalah :
1. Resiko
infeksi berhubungan dengan kerusakan fungdi barier kulit
2. Nyeri berhubungan
dengan adanya lesi kulit
3.
Gangguan
integritas kulit b.d vesikel yang mudah pecah
4. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan pruritus dan nyeri dari lesi herpes
5. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan proses perjalanan penyakit
C.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
NO
|
DX.KEP
|
TUJUAN
|
KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
1
|
Tidak
ada lesi yang pecah
|
Tidak
ada tanda infeksi
|
1. Anjurkan klien untuk melaporkan
nyeri, demam, drainase yang berbau busuk dan muncul pus
2. Beritahu pasien bahwa mereka dapat
menulari orang lain, oleh karena itu perlu diperhatikan tindakan hieginis
rutin seperti pemakaian alat pribadi
3. Gunakan obat sesuai aturan, pakai
pakaian yang menyerap keringat, pertahankan suhu udara tetap dingin / nyaman
4. Dapat digunakan sarung tangan
katun pada malam hari saat muncul keinginan untuk menggaruk pada malam hari
|
2
|
2
|
Rasa
nyaman terpenuhi setelah tindakan keperawatan
|
Rasa
nyeri berkurang dan hilang
|
1. Kaji kualitas dan kuantitas nyeri
2. Kaji respon klien terhadap nyeri
3. Jelaskan tentang proses
penyakitnya
4. Ajarkan tekhnik distraksi dan
relaksasi
5. Hindari rangsangan nyeri
6. Kolaborasi pemberian analgesic
|
3
|
3
|
Integritas kulit tubuh kembali dalam waktu 7 – 10 hari
|
Tidak
ada lesi baru, lesi lama mengalami involusi
|
1. Kaji tingkat kerusakan kulit
2. Jauhkan lesi dari manipulasi dan
kontaminasi
3. Kelola terapi topical sesuai
program
4. Berikan diet TKTP
|